' rel='shortcut icon' type='image/vnd.microsoft.icon'/>

LOKAKARYA Akhir PLPBK Lanjutan Kabupaten Bantaeng

Lokarkaya Akhir dilaksanakan sebagai rangkaian kegiatan Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas (PLPBK).

Program KOTAKU (Kota Tanpa Kumuh)

Program KOTAKU (Kota Tanpa Kumuh) adalah program yang dilaksanakan secara nasional untuk menangani permasalahan permukiman kumuh.

Kabupaten Bantaeng

Website resmi Kabupaten Bantaeng

Bantaeng Tourism

Tempat wisata di Kabupaten Bantaeng.

Sosialisasi Program KOTAKU

Sosialisasi Program KOTAKU di Kelurahan Lamalaka Kabupaten Bantaeng.

Wednesday, February 13, 2019

KPP MANGGA FAMILY


Program Kotaku merupakan upaya mempercepat penanganan permukiman kumuh di Indonesia. Sebagai implementasi percepatan penanganan kumuh, Program Kotaku melakukan peningkatan kualitas, pengelolaan serta pencegahan timbulnya permukiman kumuh baru. Program Kotaku bertujuan meningkatkan akses terhadap infrastruktur dan pelayanan dasar di permukiman kumuh perkotaan untuk mendukung perwujudan permukiman perkotaan yang layak huni, produktif dan berkelanjutan.
Penanganan permukiman kumuh tidak cukup dengan hanya meningkatkan akses terhadap infrastruktur. Dibutuhkan partisipasi masyarakat setempat untuk menjaga dan memelihara lingkungan permukiman. Perilaku masyarakatpun harus turut berubah dari perilaku kumuh menjadi perilaku hidup bersih dan produktif. Jika dulunya masyarakat masih tidak peduli terhadap lingkungan maka setelah program Kotaku masyarakat juga harus berubah dengan meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan sehingga permukiman perkotaan yang dihuni dapat terjaga dan tidak menjadi kumuh kembali. Oleh karena itu, Kelompok Pemanfaat dan Pemelihara (KPP) dibentuk untuk mewujudkan hal tersebut.
Salah satu tugas KPP adalah mengorganisasikan kegiatan pemanfaatan, pemeliharaan, perbaikan dan peningkatan pembangunan prasarana. KPP juga bertugas membangun kesadaran dan meningkatkan konstribusi warga untuk melakukan pemeliharaan prasarana secara bersama-sama. Salah satu contoh KPP yang terbentuk di kabupaten Bantaeng adalah KPP Mangga Family yang merupakan KPP di kawasan penanganan kumuh lingkungan Kampung toa kelurahan Tappanjeng.
Nama Mangga Family dipilih dari kata “mangga” yang merupakan nama jalan dan lorong di kawasan tersebut, serta kata “family” yang berarti keluarga.  KPP Mangga Family dapat dikatakan telah melaksanakan perannya dengan baik. Hal ini terbukti dengan adanya kegiatan-kegiatan penataan serta peningkatan pembangunan prasarana di kawasan Kampung toa. KPP Mangga Family juga berhasil membangun kesadaran serta meningkatkan konstribusi warga untuk melakukan pemeliharaan prasarana. Kata “family” tidak hanya sedar nama namun terbukti dengan adanya kebersamaan dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan penataan dan pemeliharaan.

Kegiatan penataan yang dilakukan KPP Mangga family diantaranya ialah memperindah jalan dengan kerajinan-kerajinan yang terbuat dari barang-barang bekas. Anggota KPP Mangga family mengumpulkan banyak botol-botol bekas dari warga setempat. Mereka tidak merasa malu untuk langsung mengumpulkan dari tempat sampah dan mengangkatnya sendiri dengan karung. Setelah terkumpul, mereka membentuk botol-botol tersebut sedemikian rupa lalu mengecatnya sehingga tampak indah. Botol-botol yang telah dibentuk dan dicat tersebut digantung sehingga menghiasi jalan-jalan di kawasan tersebut.

      Barang bekas lain seperti plastik minyak goreng dan sabun cuci juga dimanfaatkan dengan baik. Plastik tersebut di isi tanah dan dijadikan sebagai pot berbagai macam tanaman. Botol-botol bekas juga dijadikan pot tanaman yang kemudian digantung dipagar seragam sehingga menambah keindahan dan kehijauan lingkungan.
Berbagai macam lukisan juga dibuat didinding-dinding yang ada di lorong jalan Mangga. Beberapa merupakan lukisan yang berisi kalimat ajakan untuk menjaga kebersihan lingkungan dan terdapat pula lukisan 3 dimensi yang selalu menarik perhatian orang-orang untuk selfie dengan latar lukisan tersebut. Lukisan-lukisan dan kegiatan penataan lainnya yang dibuat tidak hanya dapat memperindah lingkungan lingkungan, tetapi juga memiliki konstribusi dalam mengubah perilaku masyarakat. Lingkungan yang indah membuat masyarakat Kampung toa maupun pengunjung enggan untuk membuang sampah sembarangan, menumbuhkan keinginan untuk menjaga kebersihan lingkungan dan juga semakin meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap lingkungannya.
KPP Mangga Family juga menata taman bermain dan belajar di kawasan Kampung Toa tepatnya di lorong 1. Taman bermain dan belajar ini  dibuat dengan menggunakan biaya penataan dan hasil swadaya masyarakat. Selain sebagai tempat bermain dan belajar bagi anak-anak, taman ini juga digunakan para orang dewasa sebagai tempat berkumpul sampai melakukan kegiatan rapat. Taman bermain dan belajar ini juga terdapat wifi yang dapat digunakan oleh masyarakat setempat untuk mengakses internet.
Selain kegiatan penataan, KPP Mangga Family juga mengadakan kegiatan senam lansia pada hari minggu. Kegiatan ini dilakukan agar para lansia tetap aktif bergerak sehingga kesehatannya dapat lebih terjaga. Kegiatan ini juga meningkatkan kebersamaan dan kekeluargaan masyarakat yang tentunya akan berdampak pada meningkatnya konstribusi warga dalam kegiatan pertemuan, kegiatan penataan dan kegiatan-kegiatan lainnya.




Sunday, February 3, 2019

BERSWADAYA SALAH SATU CARA CEPAT KELUAR DARI KUMUH

      
Pemerintah terus melakukan terobosan dalam rangka mengurangi kekumuhan dengan metode kolaborasi. Salah satu program yang diluncurkan adalah Program Kota Tanpa Kumuh atau yang dikenal dengan KOTAKU. Walaupun Program ini terbilang baru namun mampu membawa perubahan dalam masyarakat.
Kelurahan Letta Kecamatan Bantaeng, Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan. terpilih menjadi salah satu penerima dana Program Kota Tanpa Kumuh tahun anggaran 2018. Berdasarkan hasil deliniasi kumuh sesuai SK Bupati Bantaeng, dan setelah mendapatkan dana, diputuskan untuk membangun  dan menata Kawasan Lantebung Kelurahan Letta dengan luas kumuh 1,54 Ha dengan jumlah BDI yang diterima sebesar Rp. 500.000.000,-. Dalam masa pengukuran/perencanaan pembangunan, terdapat beberapa lokasi atau titik kegiatan yang bukan lahan milik pemerintah melainkan milik warga setempat , dimana loaksi tersebut adalah lahan produktif (Empang).
Melihat animo masyarakat yang sangat tinggi dan ingin keluar dari Kawasan kumuh, sehingga tidak segan-segan Syamsir Razak memberikan tanahnya kepada BKM/Pemerintah Kelurahan untuk dihibahkan sebagai jalan penghubung, entah apa yang membuat hatinya bergerak sehingga Syamsir Razak mau menyerahkan tanah/empangnya dengan ukuran awalnya 79 M x 3,5 M namun sampai pada tahap finalisasi penganggaran BDI hanya mampu 79 M x 2,5 M dan bila dirupiahkan bisa mencapai Rp. 39.500.000,- (Rp. 200.000/M3). Setelah dilakukan beberapa pertanyaan oleh tim faskel dengan beliau ternyata cukup meyakinkan jiwa sosialnya, beliau hanya mengatakan “tidak diminta-minta pak/ibu ketika ada kebakaran dibagian belakang kemana lagi aksesnya Damkar kalau bukan lewat sini (sambil menunjuk tanah yang dihibahkan)”. Padahal kalau difikir Syamsir Razak ini tidak punya lahan/rumah di bagian belakang. Dan bahkan seandainya masih ada dana yang cukup tersedia beliau menyiapkan lahan untuk pembangunan taman bermain untuk anak-anak.
Jalan tersebut juga kini tidak hanya berfungsi sebagai akses jalan bagi pejalan kaki, namun tempat hiburan bagi warga setempat karena disiapkan tempat mincing di sekitar area empang dan akan diterangi lampu pada malam hari yang aliran listriknya dari Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bantaeng dengan kondisi jalan yang pake relling akan aman dan nyaman dalam melintasinya. Menurut pengakuan sejumlah masyarakat, sebelum dibangun jalan tersebut sama sekali tidak bisa dilewati terutama pada musim hujan ditambah lagi air empang yang meluap.
Lain halnya dengan cerita Arfan Rahim yang menghibahkan tanahnya untuk kegiatan pembangunan jalan dan drainase yang masih dalam Kawasan kumuh lantebung dan tidak mempunyai juga kepentingan di dalam Kawasan tersebut tapi karena mendengar dari beberapa warga setempat bahwa di bagian belakang/bantaran sungai akan ditata dengan permukiman yang indah, nyaman dan asri akhirnya tergerak hatinya menghibahkan lahannya sepanjang 70 M x 2,5 M dan jika dirupiahkan menjadi Rp. 35.000.000,- katanya cukup untuk DP mobil Avansa.
Setelah dikonfirmasi oleh coordinator BKM Balla Bassia bahwa sa;ahsatu yang menggugah hatinya untuk menghibahkan lahan miliknya itu karena anak sekolah Pendidikan Anak Usia Dini yang tidak punya akses jalan yang cukup memadai dan yang membuat lagi tergerak hatinya adalah supaya masyarakat sadar bahwa hidup bersih itu jauh lebih baik karena selama ini warga ada di depan selalu buang sampah ke sungai. Alasan kedua ialah supaya motor gandeng sampan mengjangkau sampai ke permukiman bagian belakang.


Wednesday, September 19, 2018

KMP dan Satker pusat mengapresiasi kegiatan Program Kotaku di kabupaten Bantaeng

       Program Kotaku di kota Bantaeng anggaran BDI tahun 2018 telah dimulai sejak bulan Agustus. Monitoring dan evaluasi selalu dilakukan baik oleh fasilitator, satker kabupaten Bantaeng, korkot hingga KMP dan satker pusat. KMP bersama dengan tim satker pusat menjadwalkan monitoring dan evaluasi keberbagai daerah termasuk ke wilayah korkot 4 yaitu kabupaten Gowa dan kabupaten Bantaeng. 
      KMP bersama tim satker pusat memulai kegiatan monitoring dan evaluasinya di kabupaten Gowa selama dua hari yang dilanjutkan ke kabupaten Bantaeng pada tanggal 7-8 September 2018. Kegiatan monitoring dan evaluasi dimulai dengan penyambutan kedatangan yang dilanjutkan dengan diskusi terkait permasalahan kumuh yang ada dikabupaten Bantaeng. Kegiatan diskusi tematik tersebut dihadiri oleh sekretaris Bappeda, dinas pekerjaan umum, BKM serta Lurah dari kelurahan Pallantikang, Tappanjeng, Letta dan Lamalaka. 


        Meskipun peserta masih ingin membahas banyak hal, namun diskusi tersebut harus dihentikan karena waktu shalat Jumat akan segera tiba sementara kegiatan monitoring harus segera dilaksanakan.  Monitoring pertama dilakukan di kelurahan Tappanjeng yang juga dihadiri anggota oleh Korkot wilayah 4 yakni Ibu Nurliah Ruma, askot MK, askot dan SF tim kabupaten Bulukumba, anggota BKM kelurahan Lamalaka, Letta, Pallantikang serta Lurah Tappanjeng dan BKM Pantai Selatan. 
      KMP dan Satker pusat juga melakukan monev di kawasan Lantebung kelurahan Letta yang didampingi langsung oleh anggota BKM Ballabassia dan Lurah kelurahan Letta. Tim monev melihat pekerjaan fisik yang dilakukan oleh tiga KSM yaitu KSM Lantebung, KSM Taqwa dan KSM Ballalompoa. Setelah melihat pekerjaan fisik, tim monev lalu memeriksa administrasi KSM seperti pembukuan KSM dan prosposal. Selain itu, RPLP dan DED kelurahan juga turut diperiksa untuk bahan evaluasi.
      Tim KMP dan satker pusat juga menyempatkan untuk berkunjung di kelurahan Lamalaka tepatnya di kawasan Gusung. Mereka ingin melihat kegiatan pemanfaatan dan pemeliharaan yang berjalan di kelurahan Lamalaka. Tim KMP dan Satker beserta korkot dan askot menyempatkan berkeliling di kawasan Gusung melihat pekerjaan fisik serta penataan-penataan seperti lukisan dinding dan pot-pot bunga yang tersebar di kawasan Gusung. Bapak Yunus (anggota BKM) juga mengajak tim dari pusat untuk berfoto di lukisan tiga dimensi yang dibuat sendiri oleh warga kampung Gusung. 
      Setelah mengunjungi 3 kelurahan, tim monev bersama fasilitator, askot dan korkot kembali keruang rapat Bappeda untuk mengadakan evaluasi kegiatan. KMP dan Satker pusat secara umum mengapresiasi hasil kegiatan fisik yang ada dikelurahan Letta dan Tappanjeng serta KPP di kelurahan Lamalaka. Menurut mereka, pekerjaan yang dilakukan KSM terbilang rapi dan berkualitas baik. KPP di kelurahan Lamalaka juga sangat baik karena kegiatan pemeliharaan masih berjalan setelah satu tahun. Meskipun begitu terdapat beberapa hal yang harus diperbaiki seperti adanya kesalahan pada proposal KSM dan aturan bersama yang belum disepakati. 










      

Monday, August 6, 2018

Video Program KOTAKU kelurahan Lamalaka Lingkungan Gusung tahun 2017



Sunday, March 4, 2018


“ YANG MUDA YANG BERKARYA “

     Yang muda, yang berkarya mungkin istilah inilah yang pantas disematkan kepada Juanda seorang pemuda asli Gusung, Kelurahan Lamalaka. Juanda yang merupakan tulang punggung di keluarganya ini sehari-harinya bekerja sebagai kuli bangunan, hasil yang didapatnya pun tak seberapa tapi Juanda punya keinginan untuk bekerja dan berusaha bukan hanya mengharapkan belas kasihan orang lain.


   Tak banyak yang tahu ternyata di balik penampilannya yang dinilai agak urakan oleh masyarakat sekitar, Juanda memilki bakat yang terpendam. Hal itu terlihat sejak masuknya program Kotaku di lingkungan tempatnya tinggal yaitu kampung Gusung kelurahan Lamalaka. Juanda merupakan salah satu pemuda yang diajak untuk berpartisipasi dalam program Kotaku yaitu penataan lingkungan. Sejak adanya program Kotaku, Juanda dan pemuda lainnya menawarkan diri untuk menggambar sebagai bagian dari kegiatan mempercantik lingkungan. Selain memiliki bakat menggambar, ternyata Juanda juga ternyata pandai menciptakan lagu. Dari hasil pengalamannya selama berpartisipasi untuk menata lingkungan kampungnya lewat program Kotaku, Juanda menuangkannya dalam sebuah lagu yang dia aransemen sendiri.

Juanda hanya salah satu contoh pemuda di lingkungan Gusung yang memilki bakat tapi terkendala situasi dan keadaan sekitar serta tidak adanya wadah untuk mengembangkan bakat mereka tersebut. Setiap manusia yang terlahir semunya pasti mempunyai bakat. Saat seseorang mencoba sesuatu yang baru dan kita mampu melakukannya dengan berhasil diatas rata-rata orang lain, di saat itulah kita menyadari kalau kita mempunyai bakat dalam bidang tersebut.      

Dengan adanya program Kotaku yang mengajak semua masyarakat untuk turut berpartisipasi dalam menata lingkungannya, tak hanya orang-orang tua saja tetapi para pemuda juga harus ikut diberdayakan sehingga tidak hanya Juanda saja yang bisa menemukan bakatnya tetapi juga pemuda-pemuda lain selain Juanda, sehingga para pemuda bisa menjadi “generasi muda yang berkarya bukan generasi muda yang bermudharat, generasi muda yang turun tangan bukan tunjuk tangan dan generasi muda pemberi solusi bukan generasi muda pemaki-maki”. (ns)




Sunday, January 21, 2018

Lomba Mewarnai dan Menggambar di Kampung Gusung (Kawasan Program Kotaku)

     BKM Lalang Embayya bekerjasama dengan PKK Kab.Bantaeng mengadakan lomba menggambar dan mewarnai tingkat TK dan SD Kabupaten Bantaeng. Kegiatan dilaksanakan pada 10 Januari 2018 di Kampung Gusung Kelurahan Lamalaka yang merupakan kawasan penanganan program Kotaku. Selain mengasah kemampuan dan meningkatkan kreatifitas anak, kegiatan ini juga bertujuan untuk mensosialisasikan hasil kegiatan program Kotaku ke masyarakat luas. Kegiatan lomba ini juga didukung oleh PUSPAGA (Pusat Pembelajaran Keluarga) dan Forum Anak Butta Toa. 
     Tema yang diusung pada kegiatan ini adalah "Kampung Impian". Melalui tema ini, diharapkan agar anak-anak peserta lomba mulai berimajinasi tentang bagaimana kampung impian yang mereka inginkan dan mulai bercita-cita untuk menciptakan kampung impian. Tema ini juga diusung agar masyarakat terkhusus warga Gusung dapat menjaga semangatnya untuk menjaga keteraturan dan keindahan kampung yang telah mereka tata bersama program Kotaku. 
     Panitia dari kegiatan lomba menggambar dan mewarnai ini adalah warga kampung Gusung yang bekerja tanpa henti demi suksesnya kegiatan lomba. Bahkan warga yang tidak termasuk dalam panitia pun ikut berpartisipasi. Anak muda Gusung sibuk memasang tenda, ibu-ibu dan cewek cantik Gusung terlihat membersihkan dan mempersiapkan makanan, bahkan anak-anak Gusung pun berpartisipasi semampunya dengan mengangkat meja atau sedikit membersihkan. Terlihat kerjasama yang sangat baik diantara warga Gusung ketika mempersiapkan acara. Anak-anak muda Gusung juga menyanyikan beberapa lagu untuk menghibur peserta dan masyarakat yang hadir.
     Kegiatan lomba juga dihadiri oleh ibu Wakil Bupati kabupaten Bantaeng yang sekaligus membuka acara lomba. Beliau juga mengatakan bahwa beliau sangat kagum dan bangga melihat perubahan yang terjadi di kampung Gusung ini. Beliau juga berpesan agar lingkungan Gusung dapat di jaga. Selain itu, beliau juga menjadikan kampung Gusung sebagai wilayah binaan PKK. Selain ibu Wakil Bupati, kegiatan lomba juga dihadiri oleh Sekertaris PKK Ibu Syamsuniar Malik, Ketua Pusat Pemberdayaan Keluarga kabupaten Bantaeng, Ketua Forum anak Buttatoa dan tentunya Bapak Lurah Lamalaka sebagai tuan rumah.
     Kepala Satker program Kotaku, bapak Amiruddin, juga hadir bahkan sebagai lulusan jurusan tehnik arsitek, beliau juga turut berpartisipasi sebagai juri lomba menggambar. Askot Mandiri program Kotaku Bantaeng, bapak Milkar, juga berpartisipasi sebagai  juri lomba. Selain itu, juga diundang guru seni dari SD kelurahan Lamalaka sebagai juri lomba mewarnai. 
     Selagi kegiatan berlangsung, masyarakat yang hadir pada kegiatan lomba juga terlihat berkeliling melihat keindahan kampung Gusung. Mereka terlihat asyik dan bergantian berfoto di lukisan dinding yang ada sambil menunggu pengumuman lomba. Terdapat sekitar 80 peserta pada kegiatan lomba ini oleh karena itu, panitia pun memberikan banyak hadiah dari juara 1 sampai harapan 5 pada setiap kategori. Panitia juga memberikan hadiah kepada juara favorit, peserta termuda dan peserta yang memberanikan diri untuk menyanyi. 
























Friday, November 24, 2017

FOTONOVELA BKM BALLATUJUA ONTO: PEMUTAKHIRAN DATA BASELINE

     Salah satu bentuk sosialisasi kepada masyarakat mengenai program KOTAKU (Kota Tanpa Kumuh), BKM menerbitkan fotonovela yang berisi cerita singkat disertai foto tapi tetap berisi tentang informasi seputar KOTAKU. Pada fotonovela menggambarkan kondisi ketika coaching pemutakhiran data baseline dan dipaparkan beberapa informasi seperti alasan mengapa pemutakhiran data itu penting dan langkah-langkah pemutakhiran data baseline.